Label

Laman

Rabu, 15 Februari 2012

METODE KONSERVASI TANAH DAN AIR (METODE VEGETATIF)


Metode ini dilakukan secara biologi dengan penggunaan tanaman, dimana tanaman itu berfungsi :
-          Melindungi tanah dari daya perusak butiran hujan
-          Melindungi tanah dari daya perusak aliran permukaan (run off)
-          Memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah
Metode ini terlingkup dalam :
a.       Reboisasi
b.      Penanaman rumput
c.       Tanaman penutup tanah (cover crop)
Dapat dibedakan :
 - tanaman penutup tanah rendah
- tanaman penutup tanah sedang
- tanaman penutup tanah tinggi
d.      Strip cropping
Dilakukan penanaman berselang-seling disusun memotong lereng.  Tanaman yang dipakai merupakan tanaman pangan atau semusim yang ditanam dalam baris, diselingi  dengan tanaman tumbuh rapat atau leguminosa atau penutup tanah. Letak dari strip ini dapat ditukar,  dan efektif ditanam di tempat tanah yang rentan terhadap erosi. Lebar strip yang dilakukan 20 – 50 m tergantung dari faktor :
-          Curah hujan
-          Keadaan tanah
-          Topografi
-          Jenis tanaman
Cocok untuk tanah dengan lereng 6-15 %
e.      Pergiliran tanaman dengan pupuk hijau atau penutup tanah
Penanaman ini dilakukan bergilir dalam urutan waktu tertentu dengan contoh :
Padi-palawija, padi – tanaman penutup tanah, palawija – tanaman penutup tanah
Fungsi dilakukan hal ini adalah :
-          Mencegah erosi
-          Memberantas hama/penyakit
-          Memberantas tumbuhan pengganggu
-          Memperbaik sifat fisik dan kesuburan tanah
Tanaman yang baik dalam sistem pergiliran ini haruslah :
-          Mudah diperbanyak
-          Tidak memerlukan perawatan maupun syarat kesuburan tanah yang tinggi
-          Tumbuh dengan cepat dan banyak menghasilkan daun
-          Tahan terhadap pemangkasan
-          Tahan hama dan penyakit dan mampu menahan pertumbuhan tumbuhan pengganggu
-          Mudah di berantas jika tanaman akan digantikan dengan tanaman produksi
-          Tidak terlalu berkompetisi dengan tanaman pokok
f.        Penggunaan sisa-sisa tanaman
Metode ini dilakukan dengan menutup permukaan tanah dengan menyebarkan sisa-sisa tanaman diatasnya. Tanah ditutupi dengan persentase 70-75% karena jika kurang rapat tanah tidak terlindung dari erosi namun jika terlalu rapat dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi lambat.
g.       Penanaman saluran pembuangan engan rumput

Sumber : Prof. Dr. Ir. H. Sarwono Hardjowigeno, M.Sc.2010.Ilmu Tanah.Jakarta.CV Akademika Pressindo.

readmore »»  

Senin, 13 Februari 2012

DOWNLOAD

UNTUK MENDOWNLOAD MAKALAH,PAPER, TUGAS PERTANIAN KLIK


menghitung Aldd d Hdd tanah

profil tanah

menentukan C-Organik

pengenalan alat kimia

tanah utuh terganggu TRP


UNTUK MENDOWNLOAD FILE SEKOLAH KLIK DISINI


PROGRAM BULANAN

PROGRAM MINGGUAN

PROGRAM TAHUNAN
readmore »»  

PENGOLAHAN TANAH SAWAH


Tujuan dari pengolahan tanah sawah adalah :
a.       Pengendalian gulma, termasuk usaja pemanfaatan sisa-sisa tanaman dan vegetasi
b.      Mempersiapkan tanah sebagai tempat tumbuh bibit.
c.       Pada budidaya padi sawah, kebanyakan meliputi sistem : meratakan petak sawah agar pengairan dapat berlangsung baik serta merata.
d.      Unutuk padi sawah pengolahan tak berlaku  dalam tujuan memperbaiki struktur tanah (karena tanah basah tak berstruktur)
Dalam pengolahannya  kegiatan ini memiliki beberapa pengaruh yang merugikan bagi tanah dan bagi pertumbuhan tanamannya.
-          Pada tanah sawah tidak tredapat oksigen tetapi hal tersebut tidak merugikan tanamn padi karena akarnya masih dapat mengambil oksigen melalui bagian atas tanaman yang tidak tergenang air. Namun demikian kondisi tersebtu dapat meningkatkan proses reduksi sehinga banyak nitrogen yang hilang melalui proses denitrifikasi, terutama pada tanah yang mengandung bahan organik yang tinggi, pengolahan ini dapat menimbulkan keracunan dan menyebabkan pH tanah turun.
-          Walaupun kerusakan struktur tanah ini tidak mengganggu tanaman padi, hal tersebut dapat menimbulkan masalah yang serius bagi tanaman palawija atau tanman tanah kering lainnya setelah tanaman padi. Dalam hal ini dibutuhkan pengolahan tanah lebih intensif untuk mengembalikan agar kondisi struktur tanah menjadi baik.
Sistem pengolahan tanah sawah secara tradisonal
Sistem ini menggunakan peralatan pertanian tradisional dengan alat pengolahan tanah seperti bajak dan cangkul.
-          Penggunaan alat sederhana dengan cangkul dalam menimbun sisa2 tanaman dan vegetasi memerlukan 40-80 hari kerja/ha.
-          Penggunaan alat dengan ditarik tenaga ternak dimana dipakai bajak sederhana (biasanya bajak singkal)  yang seminggu setelah pembajakan dilakukan penggaruan guna meratakan tanah waktu yang dibutuhkan 10-15 hari kerja/ha.
Dalam kegiatannya memiliki jeda waktu misal 1 minggu (menjelang penggaruan) memiliki tujuan :
-          Membiarkan  proses pembusukan sisa vegetasi yang ada.
-          Membiarkan tumbuhnya gulma agar dapat dikendalikan dengan mudah dalam  pengolahan tanah selanjutnya.
-          Membiarkan struktur tanah  mengalami penghancuran oleh faktor iklim  sehingga tanah lebih mudah diubah jadi lumpur yang homogen pada waktu pengolahan tanah terakhir.
sumber :M.Syarif/13/12/2012/pengolahan tanah sawah (agroekoteknologi faperta)
readmore »»  

Jumat, 10 Februari 2012

singkat manfaat budidaya hidroponik dan formulanya



Mungkin sebagian orang tidak percaya bahwasanya ratusan tomat yang anda makan tidak tumbuh di tanah melainkan di air. Salah satu penemu hidroponik ini dan salah satu bapak hidroponik adalah Dr.W.F.Gericke dari Universitas California pada tahun 19930-an. Latar belakang  Gericke meneliti sistem hidroponik ini, karena ia melihat luas lahan di sekelilingnya semakin menciut untu kditumbuhi berbagai tanaman. Hampir semua tanaman bisa di budidayakan dengan sistem hidroponik ini mulai dari tanaman bunga, sayuran, buah-buahan dan bahkan umbi-umbian.

Manfaat teknologi budidaya hidroponik :
1.       Mudah mengendalikan faktor2 ekosistem
2.       Tidak tergantung pada keadaan tanah yang tersedia karena menggunakan medium bukan tanah
3.       Produksi tanaman lebih tinggi, lebih hemat pupuk
4.       Bila tanaman mati lebih mudah mengganti dengan tanaman yang baru
5.       Kualitas daun,bunga,buah jauh lebih bagus dan tidak kotor
6.       Dapat dilakukan pada daerah sempit seperti perkotaan, perumahan dan daerah tak subur sekalipun.
Sistem hidroponik, medianya harus memenuhi unsur hara baik mikro maupun makro, unsur makro haruslah mengandung Nitrogen, Fosfor, Kalium, Kalsium, Magnesium, dan Belerang sedangkan unsur mikro adalah Mangan, Tembaga, Borium, Seng dan Molibdin.
Penerapan hidroponik. Jika harus membuatnya sendiri kita memerlukan bahan dengan formula sebagai berikut :
-          Formula Netherland Standard
Unsur makro
Garam mineral
jumlah
Potasium fosfat
136 gram
Kalsium nitrat
1.062 gram
Magnesium sulfat
492 gram
Potasium nitrat
493 gram
Potasium sulfat
256 gram
Potasium hidroksida
22,4 gram
Formula ini dicampur 1000 liter air suling atau air netral yang ber pH 6,5

Unsur mikro
Garam mineral
jumlah
Tembaga sulfat
0,05 gram
Besi (EDTA)
05,13 gram
Mangan sulfat
0,73 gram
Seng sulfat
0,06 gram
Asam boron
0,59 gram
Formula mikro ini langsung dicampurkan dengan larutan pertama dan larutkan.
Larutan ini baik sekali bagi tanaman sayran dan buah semusim seperti paprika, kol, mawar, asparagus.
Jika kesulitan dalam mengolah dan belum tentu diperoleh dipasaran maka kita dapat memperolehnya ditoko-toko dengan unsur yang telah diramu. Contohnya adalah margaflor, schipper I/II, Gandapan, Lewatit HD 5, Hidro – PIF yang kesemua diramu sedemikian rupa, mengandung nutrisi lengkap bagi kebutuhan tanaman. Namun tidak semua unsur lengkap karena berbeda merek berbeda pula jumlah nutrisi dan macam hara yang berbeda pula.

sumber : buku
Tim karya tani mandiri. Penerbit : Nuansa Aulia
readmore »»